- Ditulis oleh : Windi
- Dipublikasikan : Jum'at, 11 Juni 2009
- Lihat QRCode : Tekan disini
JatengNews.my.id ▶️ Abstrak : Teknologi 10G merupakan lompatan besar dalam dunia konektivitas jaringan yang melebihi kapabilitas 5G yang saat ini masih dikembangkan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Cina menjadi pelopor dalam uji coba dan pengembangan teknologi ini, yang menjanjikan kecepatan internet ultra tinggi dan latensi nyaris nol. Artikel ini membahas sejarah singkat 10G, perangkat yang telah mengadopsinya, alasan Cina menjadi pionir, serta perbandingan teknologi 10G di Cina dengan 5G yang digunakan di Indonesia.
Pendahuluan :
Kecepatan dan efisiensi dalam konektivitas menjadi tulang punggung transformasi digital global. Setelah 4G mengubah dunia mobile dan 5G menjanjikan revolusi industri berbasis IoT, kini hadir teknologi 10G yang mulai dikembangkan secara serius di Cina. Teknologi ini bukan sekadar versi lebih cepat dari pendahulunya, melainkan era baru yang menjanjikan pengalaman digital tanpa hambatan.
1. Sejarah dan Penemu Teknologi 10G
Teknologi 10G tidak ditemukan oleh satu individu, melainkan merupakan hasil kolaborasi beberapa lembaga riset dan perusahaan besar.
Di dunia, istilah “10G” pertama kali diperkenalkan oleh CableLabs di Amerika Serikat pada 2019 sebagai visi masa depan internet kabel
dengan kecepatan 10 gigabit per detik. Namun, Cina mengambil inisiatif lebih cepat dalam pengembangan jaringan nirkabel berbasis 10G
untuk implementasi massal. Pada 2023, Tsinghua University dan Huawei berhasil mematenkan beberapa teknologi pendukung inti untuk 10G
wireless, menjadikannya tonggak penting dalam pengembangan 10G di Asia.
Perbandingan antara Amerika dan Cina dalam pengembangan teknologi 10G menunjukkan bahwa Cina telah mengambil langkah signifikan dalam
pengembangan dan implementasi teknologi ini. Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi pada kemajuan Cina termasuk kebijakan pemerintah
yang mendukung, investasi besar-besaran dalam riset dan pengembangan, serta kerja sama yang efektif antara perusahaan, universitas, dan
lembaga riset.
Sementara itu, Amerika Serikat menghadapi beberapa tantangan, seperti pembatasan teknologi dan kompetisi yang tinggi dalam ekosistem
teknologi. Namun, perlu diingat bahwa pengembangan teknologi 10G masih dalam tahap awal, dan banyak faktor yang dapat mempengaruhi
kemajuan di masa depan.
Perbandingan Fitur 5G & 10G
Fitur | 5G (Indonesia) | 10G (Cina) |
---|---|---|
Kecepatan Download | Hingga 20 Gbps (teoritis), realita: ~100 Mbps – 1 Gbps | Hingga 9834 Mbps (≈9.8 Gbps, real-world) |
Kecepatan Upload | Hingga 10 Gbps (teoritis), realita: ~30–200 Mbps | Hingga 1008 Mbps (≈1 Gbps, real-world) |
Latensi | ~10–30 ms (real-world Sub-6 GHz) | ~1–3 ms (koneksi kabel/fiber) |
Kapasitas Jaringan | Jutaan perangkat/km² | Bandwidth besar, bukan untuk mobilitas, ideal untuk fixed smart city deployment |
Stabilitas Jaringan | Bervariasi tergantung sinyal & lokasi | Sangat stabil via kabel optik & DOCSIS hybrid |
Teknologi Pendukung | IoT, AI, edge computing, MIMO | DOCSIS 4.0, AI, cloud computing, Full Duplex |
Aplikasi | Gaming mobile, VR/AR, IoT, 4K video streaming | 8K streaming, real-time AR/VR, telemedicine, smart home/city |
“ Latensi dalam teknologi 5G dan 10G adalah waktu tunda atau jeda antara saat data dikirim dan saat respons diterima. Semakin rendah latensi, semakin cepat respons yang diterima, sehingga memungkinkan pengalaman pengguna yang lebih lancar dan real-time. Dalam konteks 5G dan 10G, latensi yang rendah sangat penting untuk aplikasi yang memerlukan respons cepat, seperti game online, video conference, dan telemedicine. Dengan penggunaan latensi yang rendah, pengguna dapat menikmati pengalaman yang lebih baik dan lebih responsif. ”
2. Perangkat yang Sudah Menggunakan Teknologi 10G
Meskipun belum digunakan secara luas oleh publik, beberapa perangkat dan infrastruktur di Cina sudah memanfaatkan teknologi 10G,
di antaranya:
- Router dan Modem 10G buatan ZTE dan Huawei untuk kebutuhan korporasi dan smart city.
- Mobil pintar otonom yang terhubung dengan jaringan 10G untuk real-time decision making.
- Perangkat rumah sakit pintar dengan jaringan ultra cepat untuk bedah jarak jauh.
- Headset VR/AR dan perangkat metaverse dengan resolusi tinggi tanpa delay.
- Pusat data dan server hyperscale di kota-kota besar seperti Shenzhen dan Hangzhou.

Lima Pilar Utama 10G
- Unmatched Reliability (Keandalan Tak Tertandingi) Menjanjikan konektivitas yang stabil dan handal untuk aplikasi penting seperti layanan kesehatan digital, pendidikan jarak jauh, dan pekerjaan dari rumah.
- Extra Computing Capabilities (Kemampuan Komputasi Ekstra) Mendukung pemrosesan data dan AI lebih canggih, baik di cloud maupun edge computing, untuk mempercepat layanan pintar.
- Rock-Solid Security (Keamanan Kokoh) Dirancang untuk memberikan perlindungan tingkat tinggi terhadap ancaman siber, melindungi privasi dan data pengguna.
- Low Latency (Latensi Rendah) Mengurangi keterlambatan transmisi data, sangat penting untuk aplikasi real-time seperti augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan gaming.
- Fast Symmetrical Speeds (Kecepatan Simetris Cepat) Memberikan kecepatan unggah dan unduh yang sama cepat, meningkatkan efisiensi dan kenyamanan saat streaming, mengunggah konten, atau melakukan video conference.
3. Mengapa 10G Dikembangkan di Cina?
Beberapa alasan mengapa Cina menjadi negara terdepan dalam pengembangan 10G :
- 1. Ambisi menjadi pusat teknologi dunia yang mendorong investasi besar dalam R&D.
- 2. Kebutuhan domestik akan internet super cepat di wilayah padat seperti Beijing dan Shanghai.
- 3. Dukungan pemerintah dan BUMN dalam menciptakan infrastruktur nasional berbasis digital.
- 4. Strategi global Belt and Road Initiative (BRI) yang memerlukan konektivitas lintas negara dengan latensi rendah.
4. Penutup & Daftar Pustaka :
- CableLabs Official Website, 2023
- Tsinghua University Innovation Reports, 2024
- Huawei 10G White Paper, 2023
- Data & AI China Expo 2024 Proceedings