Kabupaten Banyumas, terletak di Jawa Tengah, memiliki sejarah panjang yang mencerminkan perjalanan budaya dan politik di wilayah tersebut. Wilayah ini awalnya dikenal dengan beberapa nama seperti Selarong, Wirasaba, dan Pasir Luhur. Nama Selarong diyakini berasal dari kata "Saila" yang berarti gunung dan "Rong" yang berarti celah, menggambarkan letak geografisnya yang dikelilingi oleh gunung dan bukit.
Nama "Banyumas" berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa: "Banyu" yang berarti air dan "Mas" yang berarti emas. Salah satu versi menyebutkan bahwa saat pembangunan pusat pemerintahan, ditemukan kayu besar dari pohon kayu mas yang hanyut di Sungai Serayu dan berhenti tepat di lokasi pembangunan. Kayu tersebut kemudian dijadikan sebagai pilar utama bangunan, dan nama Banyumas pun diambil dari peristiwa tersebut.
Pada masa pemerintahan Adipati Wirasaba ke-7, Raden Joko Kaiman diangkat oleh Sultan Hadiwijaya dari Pajang sebagai Adipati Wargautama II. Ia membagi wilayah Wirasaba menjadi empat bagian: Wirasaba (sekarang Purbalingga), Banjar Petambakan (Banjarnegara), Merden (Cilacap), dan Kejawar (Banyumas). Raden Joko Kaiman kemudian berkedudukan di Kejawar dan dikenal sebagai Adipati Mrapat karena membagi wilayahnya menjadi empat.
Setelah masa Kesultanan Pajang, wilayah Banyumas berada di bawah pengaruh Kesultanan Mataram. Pada masa kolonial Inggris dan Belanda, struktur pemerintahan mengalami perubahan dengan pembentukan jabatan wedana adipati. Wilayah Banyumas juga mengalami pengurangan wilayah akibat pembagian administratif oleh pemerintah kolonial.
Selama Perang Diponegoro (1825–1830), Banyumas menjadi salah satu wilayah penting dalam perlawanan terhadap penjajah. Beberapa tokoh dari Banyumas, seperti Raden Tumenggung Kertanegara III dan Wedana Aji Barang, bergabung dengan pasukan Diponegoro dan melakukan perlawanan sengit terhadap Belanda.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Banyumas menjadi bagian dari Republik Indonesia dan ditetapkan sebagai kabupaten dalam Provinsi Jawa Tengah. Jenderal Sudirman, salah satu tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan, memimpin perang gerilya di wilayah Banyumas selama tujuh bulan, menunjukkan semangat dan keberanian yang menjadi inspirasi bagi generasi muda.